Cerita dari Kandang Unggas Kami yang Diserang Wabah Mata Biru


Berawal dari uang THR nya Laras-Bening yang masih tersisa, lalu kami belikan anak bebek (meri) dan anak itik (minthi) di pasar legi Gumulan. Anak-anak sangat senang dengan minthi dan meri karena rupanya yang masih imut dan lucu, setiap hari anak-anak yang mengurus memberikan makan.

Setelah lebih dari tiga bulan memelihara meri dan minthi pun tumbuh semakin besar menjadi bebek dan menthog atau biasa disebut usia bayah dan membuat senang saat melihatnya. Namun, kesenangan melihat bebek dan menthog itu menjadi terganggu karena salah satu menthog kami tidak mau makan karena terserang penyakit dan menjadi lemah, dan lalu saya potong dimasak rica-rica.

Dua hari kemudian menthog lainnya juga tidak mau makan dan matanya terlihat biru dan lama-lama menjadi kejang-kejang, untuk kali ini menthog tidak saya potong, namun saya biarkan saja sampai mati walau sempat saya beri obat hewan dan saya suapin makanan. Pada suatu hari ada seorang teman Bapak saya yang datang dan memberitahu agar diobati dengan permen, saya pun segera mencobanya. Ada dua bebek dan dua menthog yang sempat saya berikan permen, namun hanya dua bebek yang masih tersisa.

Jadi total hewan unggas yang menjadi korban ganasnya penyakit mata biru ini ada enam itik (menthog) 5 ayam dan satu bebek. Jika ada pembaca yang mengetahui cara mengobati penyakit mata biru ini bisa memberi sarannya, terimakasih


Post a Comment

0 Comments